--- Jenis kamera berdasarkan media
penangkap sinar/cahaya
1.Kamera film.
Adapun jenis film
dibagi lagi berdasarkan ukuran panjang diagonalnya:
a. Small format (35mm)
b. Medium format (100-120mm)
c. Large format
a. Small format (35mm)
b. Medium format (100-120mm)
c. Large format
Dari ketiga
jenis kamera film di atas , yang paling populer adalah dari jenis 35 milimeter
atau biasa disebut film 135, karena keserbagunaan dan kecepatannya saat
memotret,
karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan,
bahkan kadang lebih.
karena kamera ini berukuran kecil, kompak dan tidak mencolok. Lensa kadang dapat dipertukarkan, dan kamera itu dapat memuat gulungan film untuk 36 singkapan,
bahkan kadang lebih.
2.Kamera Polaroid.
Kamera Polaroid atau lebih dikenal dengan kamera langsung jadi adalah model kamera yang dapat memproses foto sendiri di dalam badan kamera setelah dilakukan pemotretan.
Kamera polaroid ini menggunakan film khusus yang dinamakan film Polaroid. Film polaroid yang dapat menghasilkan gambar berwarna dinamakan film polacolor.
Menurut sejarahnya, kamera polaroid atau kamera gambar seketika jadi ini dirancang untuk pertama kalinya oleh Dr. Edwin Land dari perusahaan Polaroid dan dipasarkan sejak tahun 1947.
Nama Polaroid itu sebetulnya adalah merek dagang, seperti orang menyebut semua pasta gigi dengan nama Pepsodent, atau orang menyebut sepeda motor dengan nama Honda.
3.kamera digital
Kamera jenis
ini merupakan kamera yang dapat bekerja tanpa menggunakan film. Si
pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah
membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang
tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD
yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital
berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun
external memory yang menggunakan memory card.
pemotret dapat dengan mudah menangkap suatu objek tanpa harus susah-susah
membidiknya melalui jendela pandang karena kamera digital sebagian besar memang
tidak memilikinya. Sebagai gantinya, kamera digital menggunakan sebuah layar LCD
yang terpasang di belakang kamera. Lebar layar LCD pada setiap kamera digital
berbeda-beda.
Sebagai media penyimpanan, kamera digital menggunakan internal memory ataupun
external memory yang menggunakan memory card.
v Jenis
kamera berdasarkan teknologi viewfinder
1.Compact Camera
Kamera jenis ini merupakan kamera
digital paling simpel. Dengan ukurannya yang tidak telalu besar dan pas di
kantong atau biasa disebut kamera saku, menjadikan kamera ini banyak dipilih
untuk pengguna yang membutuhkan kamera yang hanya sekedar mendapat foto saja.
Dengan fitur standar namun memiliki mobilitas tinggi. Kamera ini juga tidak
mempunyai shoot mode dialer.
Biasanya untuk menekan harga kamera
ini memiliki dua jenis input bateri, batre AAA atau pun bateri bawaan yang bisa
di charge. Yang menggunakan bateri AAA harganya jauh lebih murah.
Cocok digunakan pada Event indoor,
Event outdoor yang tidak terlalu mengandalkan zoom, dokumentasi standar, Anda
yg memiliki mobilitas tinggi & tidak mau repot.
Pro Compact Camera (Prosumer)
Bagi Anda yang ingin mendapat foto
yang baik namun tidak harus selalu dilakukan dengan fitur otomatis makan kamera
jenis ini jawabannya. Soal ukuran & bentuk kamera jenis ini masih familiar
dengan kamera digital kompak pada umumnya. Namun beberapa fitur yang ada pada
kamera DSLR juga tersedia di kamera jenis ini.
Kamera
ini cenderung memiliki apertures yang lebih luas, sensor yang lebih besar dan
kualitas yang lebih tinggi tetapi lensa zoom kisaran yang lebih kecil bahkan
tersedia fasilitas pengambilan gambar berformat RAW. Tersedia berbagai modus
pengambilan gambar untuk mengabadikan gambar sesuai kemauan Anda & biasanya
ada hotshoe flash nya juga. Disediakan juga berbagai mode pemotretan di kamera
jenis ini, bahkan ada beberapa jenis kamera slr
wannabe yang juga memiliki fasilitas viewfinder atau jendela
intip. Lensa tak dapat diganti. Shooting Mode manual dan auto.
Cocok digunakan pada Berbagai event
yang tidak selalu mengandalkan fitur otomatis, macro, sport fotografi, bagi
Anda penghobi fotografi berbudget minim.
Super Zoom
Kamera ini termasuk jenis kamera digital profesional (prosumer) hanya
saja fasilitas zoom nya sangat mengaggumkan. Bentuknya kecil namun seperti bodi
SLR, tapi kekuatan zoomnya sangat fantastis. Bisa mengambil objek yang terlalu
wide seperti panorama hingga foto candid karena cakupan focal lenthnya yang
jauh.
Bahkan seri Nikon Coolpix P510
merupaka super zoom terhebat di kelasnya. Kamera ini memiliki focal length yang
mengaggumkan, yaitu, 41.7x optical zoom atau setara dengan 24-1000mm.
Fantastis! Gak perlu gonta-ganti lensa!
Cocok digunakan untuk Human
intereset, candid photo, berbagai event, tour, street photography, sport,
macro, penghobi fotografi yang tidak mau pusing-pusing membeli banyak lensa.
2.Camera Range Finder
Disebut Range Finder (RF) karena
kamera ini menggunakan dua buah alat untuk menyatukan gambar yang kita
lihat. RF memiliki viewfinder yang lebar dan terang, bahkan melebihi DSLR sekalipun. Pada vewfinder RF, kita akan mendapati
bahwa terdapat ‘frame di dalam frame’. Frame yang didalam merupakan batas
yang dikover oleh lensa yang kita gunakan. Dengan adanya frame luar, kita bisa
memperkirakan hal-hal disekitar frame yang sekiranya dapat
mengganggu. Pada RF, kita tidak melihat gambar langsung dari lensa,
melainkan dari sebuah viewfinder optik yang ada di sisi lain kamera. Kita juga tidak
menjumpai adanya cermin yang bergerak karena fokus dilakukan dengan menyatukan
dua buah gambar (satu dari viewfinder, satu dari lensa). Manual focusing yang lebih cepat dan akurat daripada DSLR (dalam posisi sama-sama
manual). Fokus yang payah pada jarak jauh (tele), karena RF memang tidak
dirancang untuk itu. RF sangat baik untuk pemotretan wide angle dan normal.
3.Mirrorless
Kamera mirrorless alias Mirrorless Interchangeable-Lens Camera (MILC) atau Kamera Tanpa Cermin Dengan Lensa Yang Bisa Diganti-ganti (apa tuh singkatannya dalam Bahasa Indonesia?) alias Compact Camera System alias Electronics Viewfinder with Interchangeable Lens (EVIL) -duh banyak banget istilahnya – adalah salah satu kelas sistem kamera digital yang mulai menanjak popularitasnya sejak pertama kali dimunculkan di sekitar 2008.
kamera mirrorless didapat dengan membuang cermin yang ada di DSLR. Konsekuensinya adalah menghemat ukuran dan berat kamera (serta menghemat harga), namun kita kehilangan viewfinder optik, oleh karena itu kamera mirrorless menggunakan sistem viewfinder elektronis (EVF – electronic viewfinder), kecuali Leica dan Fujifilm yang memiliki viewfinder optik. Kualitas foto kamera mirrorless juga tidak kalah dengan DSLR karena ukuran sensor yang relatif sama.
4.Lomo
LOMO sendiri merupakan singkatan
dari Leningradskoye Optiko-Mechanichesckoye Obyedinenie (Penggabungan
Mekanis Optik Leningrad). Kamera lomografi masih menggunakan film
gulung sehingga disebut sebagai fotografi analog sedangkan
fotografi modern sudah menggunakanteknologi digital dalam
pengambilan gambar maupun pengolahannya. Dalam lomografi
aturan-aturan kecepatan rana, ISO, dan bukaan
lensa cenderung untuk diabaikan. Lomografi lebih menekankan untuk
menghasilkan foto-foto yang unik sehingga hasilnya pun subyektif.
5.Kamera SLR (single-lens reflex)
Kamera SLR (single-lens reflex) atau Kamera refleks lensa-tunggal adalah kamera yang menggunakan
sistem jajaran lensa jalur tunggal untuk melewatkan berkas cahaya menuju ke dua
tempat, yaitu Focal Plane dan Viewfinder, sehingga memungkinkan fotografer untuk dapat melihat objek
melalui kamera yang sama persis seperti hasil fotonya.
Hal ini berbeda dengan kamera
non-SLR, dimana pandangan yang terlihat di viewfinder bisa jadi berbeda dengan
apa yang ditangkap di film, karena kamera jenis ini menggunakan jajaran lensa
ganda, 1 untuk melewatkan berkas cahaya ke Viewfinder, dan jajaran lensa yang
lain untuk melewatkan berkas cahaya ke Focal Plane.
Kamera SLR menggunakan pentaprisma
yang ditempatkan di atas jalur optikal melalui lensa ke lempengan film. Cahaya
yang masuk kemudian dipantulkan ke atas oleh kaca cermin pantul dan mengenai
pentaprisma. Pentaprisma kemudian memantulkan cahaya beberapa kali hingga
mengenai jendela bidik. Saat tombol dilepaskan, kaca membuka jalan bagi cahaya
sehingga cahaya dapat langsung mengenai film.
Pada SLR media penyimpan data
gambar disimpan pada film 35MM (analog) tidak diperlukan proses digitalisasi,
kompresi data sehingga gambar bisa langsung dilihat hasilnya pada film
tersebut. Bila ingin memproses foto lebih lanjut gulungan film inilah yang
dibawa ke laboratorium cuci cetak foto.
6.Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex Camera)
Kamera DSLR
(Digital Single Lens Reflex Camera) adalah
kamera digital yang menggunakan mechanical mirror system dan pentaprisma unuk
mengarahkan cahaya dari lensa menuju optical viewfinder yang berada pada
kamera).
DSLR (Digital Single Lens Reflex) bekerja
dengan sistem digital penuh sejak saat capture obyek foto oleh Image Sensor
hingga penulisan pada memory card. Karena itu pada DSLR terdapat lebih banyak
tombol dibanding SLR seperti pilihan ISO, White Balance, Preset Scenes,
Resolusi dan lainnya, dan yang paling membedakan adalah tersedianya memory slot
yang terkadang lebih dari 1. Kamera DSLR tidak lagi menggunakan film. Sebagi
gantinya, kamera DSLR menggunakan CCD atau CMOS.
7.Twin Lens Reflex (TLR)
Kamera Twin Lens
Reflex atau yang biasa disingkat TLR merupakan kamera yang memiliki dua lensa
dengan panjang fokal sama. Kamera ini biasanya digunakan sejajar dengan perut
pengguna karena viewfindernya terletak di bagian atas dengan cermin 45 derajat.
Karena cermin tidak perlu keluar, gambar dapat diambil lebih dekat ketika waktu
shutter ditekan oleh fotografer. Dengan kamera ini, shutter lag (keterlambatan
menutup rana) dapat diperkecil sehingga menguntungkan dalam peotretan aksi-aksi
cepat.
0 comments:
Post a Comment