Tuesday, March 10, 2015
8 comments

KERAJINAN BAHAN LUNAK DAN WIRAUSAHA


1. Pengertian Kerajinan dari Bahan Lunak
          Kerajinan dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang
menggunakan bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan
lunak yang digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu
seperti berikut:
a. Bahan Lunak Alami
          Bahan lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari
alam sekitar dan cara pengolahannya juga secara alami tidak
dicampur maupun dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh
bahan lunak alami yang kita kenal adalah tanah liat, serat alam,
dan kulit.
b. Bahan Lunak Buatan
          Bahan lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang
diolah menjadi lunak. Beragam karya kerajinan dari bahan
lunak buatan dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan.
Bahan-bahan yang digunakan bisa berupa bubur kertas, gips,
fiberglas, lilin, sabun, spons, dan sebagainya.
2. Aneka Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
          Produk kerajinan dari bahan lunak sangat beragam, mulai dari
karya kerajinan yang digunakan untuk kebutuhan fungsi pakai
dan karya kerajinan untuk hiasan.
Berikut ini contoh produk kerajinan dari bahan lunak:
a. Kerajinan Tanah Liat
          Kerajinan yang terbuat dari bahan tanah liat sering dikenal
orang dengan kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah
karya kerajinan yang menggunakan bahan baku dari tanah liat
yang melalui proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin,
pembakaran dan glasir) sehingga menghasilkan barang atau
benda pakai dan benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,
vas bunga, guci, piring. Berikut contoh kerajinan gerabah dan
keramik.
          Indonesia memiliki aneka ragam kerajinan keramik dari
berbagai daerah yang memiliki ciri khas pada keunikan bentuk,
teknik hingga ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan hayati di
Indonesia telah menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk
kerajinan keramik menjadi keramik Nusantara yang memiliki
karakteristik tersendiri dan berbeda dengan keramik Cina,
Jepang, dan negara lainnya.
b. Kerajinan Serat Alam
          Bahan-bahan serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan
yang beraneka ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja,
tempat lampu. Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini
sebagian besar dibuat dengan cara menganyam.
Berikut merupakan contoh karya kerajina dari serat alam.
c. Kerajinan Kulit
          Kerajinan ini menggunakan bahan baku dari kulit yang
sudah di samak, kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya:
tas, sepatu, wayang, dompet, jaket. Kulit yang dihasilkan dari
hewan seperti: sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat
dijadikan sebagai bahan dasar kerajinan.
d. Kerajinan Gips
          Gips merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air
dalam waktu yang lama jika sudah menjadi padat. Kandungan
gips terdiri atas jenis zat hidrat kalsium sulfat dan beberapa
mineral seperti: karbonat, borat, nitrat, dan sulfat yang dapat
terlepas sehingga gips dalam proses pengerasan akan terasa
panas. Prosesnya harus dicairkan dahulu jika ingin bentuk
seperti yang diinginkan, harus dibuat cetakan. Jika akan
diproduksi dalam jumlah banyak, harus dibuat model terlebih
dahulu.
          Secara umum, untuk semua produk gips diperlukan cetakan.
Bahan utama pembuatan cetakan adalah silicone rubber,
tetapi yang paling gampang dan mudah dicari adalah plastisin
atau tanah liat.
          Fungsi kerajinan dari gips biasanya dapat berupa hiasan
dinding, mainan, dan sebagainya.
e. Kerajinan Lilin
          Pembuatan kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan
mudah, dapat dilakukan oleh semua orang. Jika kita akan
mengubah bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik,
tentunya perlu dicairkan dengan proses pemanasan di atas
api/kompor. Berikut contoh kerajinan dari bahan lilin.
f. Kerajinan Sabun
          Kerajinan dari sabun sangat unik. Bahan yang diperlukan
adalah sabun batangan. Sabun dapat diolah dengan dua cara.
Pertama: mengukir sabun yang menghasilkan karya seperti:
binatang, buah, dan flora ukiran. Kedua, membentuk sabun,
yaitu: sabun diparut hingga menjadi bubuk, dicampur dengan
sagu dan sedikit air, lalu dibuat adonan baru seperti membuat
bentuk dari plastisin. Berikut contoh produk kerajinan dari
bahan sabun.
g. Kerajinan Bubur Kertas
          Sisa-sisa kertas dapat dimanfaatkan untuk beraneka ragam
karya kerajnan. Salah satu alternatif pemanfaatan sisa-sisa
kertas adalah dibuat bubur kertas untuk bahan berkarya
kerajinan. Proses pembuatan bubur kertas dapat dilakukan
dengan langkah-langkah berikut ini:
1. Siapkan kertas bekas, misalnya kertas tisu atau kertas
koran. Robek atau gunting menjadi potongan-potongan
kecil (lembut).
2. Masukkan potongan kertas ke dalam baskom atau ember
plastik. Kemudian, siram dengan air hangat.
3. Masukkan 1 sendok teh garam. Garam bermanfaat untuk
menghindarkan kertas menjadi busuk.
4. Potongan kertas yang telah direndam dan diberi garam ini
didiamkan selama 1 - 2 hari hingga menjadi lunak.
5. Dua hari kemudian atau setelah kertas menjadi lunak dan
hancur, saring menggunakan kain (dapat menggunakan
kain lap yang pori-porinya besar). Keempat tepi kain
disatukan dan plintir. hingga air akan terpisah dari
ampasnya.
6. Buang air perasan kertas. Kemudian, masukkan kembali
potongan kertas-kertas yang sudah diperas airnya ke
dalam wadah dan remas-remas hingga hancur. Tambahkan
sedikit air ketika meremasnya.
7. Buat larutan pasta dengan mencampur 2 sendok makan
tepung kanji dengan air secukupnya. Apabila pasta terasa
terlalu cair, penggunaan tepung kanji dapat ditambah.
8. Campur adonan kertas dengan larutan pasta. Remasremas
hingga tercampur merata dan didapat adonan bubur
kertas yang liat sehingga mudah untuk dibentuk.
Berikut contoh karya kerajinan dari bubur kertas.
3. Fungsi Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
          Fungsi produk kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fungsi karya kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi karya
kerajinan sebagai benda hias.
a. Karya Kerajinan sebagai Benda Pakai
          Karya kerajinan sebagai benda pakai meliputi segala bentuk
kerajinan yang digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan
sebagai pelengkap busana.Sebagai benda pakai, produk karya
kerajinan yang diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun
unsur keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Berikut
contoh karya kerajinan sebagai benda pakai.
b. Karya Kerajinan sebagai Benda Hias
          Karya kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk
kerajinan yang dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau
digunakan sebagai hiasan atau elemen estetis. Jenis ini lebih
menonjolkan aspek keindahan daripada aspek kegunaan.
4. Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan
dari Bahan Lunak
Pembuatan produk kerajinan harus memperhatikan unsur
estetika dan ergonomis.
a. Unsur Estetika
          Unsur estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan.
Keindahan adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah
karya seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman
estetis yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni
atau dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki
unsur keindahan.
          Nilai-nilai keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip: kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance), dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan
perasaan haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa
senang.
b. Unsur Ergonomis
          Unsur ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan
aspek fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya
kerajinan adalah seperti berikut:
1. Keamanan (security) yaitu jaminan tentang keamanan
orang menggunakan produk kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan (comfortable), yaitu kenyamanan apabila
produk kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak
digunakan disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3. Keluwesan (flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk
kerajinan yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau
terapannya. Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi
kemudahan dan keluwesan penggunaan agar pemakai
tidak mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
5. Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
          Indonesia sangat kaya dengan keragaman produk kerajinan
dengan berbagai macam ragam hias yang tersebar diseluruh
tanah air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan
nilai tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing.
Di samping perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaanpersamaannya,
misalnya jenis, bentuk, motif hias, pola susunan,
pewarnaan, bahkan nilai simbolisnya.
Berbagai motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias
karya kerajinan antara lain seperti berikut.
a. Motif Realis
          Motif realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentukbentuk
nyata yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuhtumbuhan,
bentuk hewan atau binatang, bentuk batu-batuan,
bentuk awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.
b. Motif Geometris
          Motif geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur
dan dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi
empat, segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder.
Motif geometris merupakan motif tertua dalam ragam hias
karena sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris
berkembang dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang
dari yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Hampir
di seluruh wilayah Nusantara ditemukan motif ini. Motif hias
geometris antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung,
jlamprang, dan tumpal.
a. Motif Dekoratif
          Pengertian dekoratif adalah menggambar dengan tujuan
mengolah suatu permukaan benda menjadi lebih indah.
Gambar dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya
tampak rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang
tidak terlalu ditonjolkan.
          Untuk memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan
deformasi atau penstiliran alami. Bentuk-bentuk objek di alam
disederhanakan dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk
aslinya. Misalnya, bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan.
Kesan tentang bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada
pada motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.
a. Motif Abstrak
          Motif abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali
objek asal yang digambarkan atau memang benar-benar
abstrak karena tidak menggambarkan objek-objek yang
terdapat di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam
serta tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif
abstrak di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan
geometris. Berikut ini contoh motif abstrak.
6. Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
          Ada beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan
lunak. Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan.
Adapun teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya
kerajinan dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam,
menenun, dan mengukir.
a. Membentuk
          Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya
kerajinan dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk
antara lain seperti berikut.
1) Teknik Coil (Lilit Pilin)
            Cara pembentukan dengan tangan langsung seperti coil,
lempengan atau pijat jari merupakan teknik pembentukan
tanah liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang
diinginkan. Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini
sering dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
2) Teknik Putar
            Teknik pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan
banyak bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi.
Cara pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai
oleh para perajin keramik. Perajin keramik tradisional
biasanya menggunakan alat putar tangan (hand wheel)
atau alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di
atas alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang
sama seperti gentong dan guci.
3) Teknik Cetak
            Ada dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan
lunak yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang.
Teknik sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan
sekali cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak
berulang (bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat
memproduksi karya dengan jumlah yang banyak dengan
bentuk dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa
dipakai adalah gips, seperti untuk cetakan berongga,
cetakan padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk
dekorasi tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik
keramik dengan produksi massal, seperti alat alat rumah
tangga: piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
b. Menganyam
            Teknik menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya
kerajinan dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu.
Bahan baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan
dengan teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan
yang diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun
pandan, serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh
karya kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar,
topi, dan tas.
c. Menenun
            Teknik menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik
menganyam, perbedaannya hanya pada alat yang digunakan.
Untuk anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan
(manual) dan hampir tanpa menggunakan alat bantu,
sedangkan pada kerajinan menenun kita menggunakan alat
yang disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di
wilayah Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda
dalam ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari
suatu daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari
Batak, Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan
kain songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan
Sumbawa.
d. Membordir
            Ketika memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain
mempertimbangkan aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu
juga diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang
dapat ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya
adalah hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau
ragam hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir.
Bordir merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain
yang hampir sama dengan bordir adalah sulam.
e. Mengukir
            Teknik mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan
menoreh pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari
jenisnya, ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan), ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran
utuh. Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan
kayu. Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan
lunak seperti sabun padat dan lilin.
Contoh teknik pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak:No Bahan T
1. Tanah Liat
·        Membentuk dengan teknik coil
·        Membentuk dengan teknik putar
·        Membentuk dengan teknik cetak
2. Serat Alam Menganyam
·        Menenun                              
·        membordir
3. Kulit
·        Mengukir
4. Gibs Membentuk dengan teknik cetak
·        Mengukir
5. Lilin
·        Mengukir
·        Membentuk dengan teknik cetak
6. Sabun
·        Mengukir
7. Bubur Kertas
·        Membentuk dengan teknik coil
·        Membentuk dengan teknik

PERENCANAAN PROSES PRODUKSI KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK
          Untuk membuat produk kerajinan, diperlukan perencanaan
yang matang, misalnya produk kerajinan pakaian. Dalam
perancangan produk kerajinan pakaian, diperlukan berbagai
interaksi ilmu pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang
kebiasaan masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran badan
(antropometri), ukuran pakaian (standardisasi), bentuk dan
perhiasan (pendidikan moral: etika, gaya hidup), pengetahuan
bahan (fisik), teknik pembuatan (rekayasa), perhitungan biaya
produksi (akuntansi), promosi (publikasi), pemasaran (marketing),
kemasan (desain), dan ilmu yang lainnya.
          Perencanaan produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan
pada nilai-nilai estetika, keunikan (craftmanship), keterampilan,
dan efisiensi. Sementara dalam pemenuhan fungsinya, lebih
menekankan pada pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat
fisik (fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur,
dan sandang.
          Sistem produksi merupakan sistem integral yang mempunyai
komponen struktural dan fungsional. Komponen struktural
yang membentuk sistem produksi terdiri atas: bahan (material),
mesin dan peralatan, tenaga kerja modal, energi, informasi,
tanah dan lain-lain. Komponen fungsional terdiri atas supervisi,
perencanaan, pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan,
yang kesemuanya berkaitan dengan manajemen dan organisasi.
Refleksi Diri
Renungkan dan tuliskan pada selembar kertas.
Ungkapkan pemahaman apa yang kamu peroleh setelah
mempelajari materi produk kerajinan dari bahan lunak,
berdasarkan beberapa hal berikut ini.
1. Apa saja yang perlu diperhatikan ketika mempelajari karya
kerajinan dari bahan lunak yang ada di wilayahmu?
2. Materi apa yang masih sulit untuk dipahami?
3. Catatan hasil pengamatan dari berbagai sumber/referensi
bacaan tentang benda kerajinan dari bahan lunak yang sudah
kamu lakukan bersama kelompokmu.
4. Catatan kesulitan yang dihadapi saat mencari informasi dan
pengamatan.
          Suatu sistem produksi selalu berada dalam lingkungan sehingga
aspek-aspek lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial
dan ekonomi, serta kebijakan pemerintah sangat memengaruhi
keberadaan sistem produksi itu.
          Produk kerajinan umumnya diproduksi ulang atau diperbanyak
dalam skala home industry. Oleh karena itu, dibutuhkan
persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dipenuhi dalam
proses perancangannya.
a. Pengelolaan Sumber Daya Usaha
          Dalam perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan
yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan/industri. Sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan dapat dikatagorikan atas
enam tipe sumber daya (6M), yaitu sebagai berikut.
1) Man (Manusia)
          Dalam pendekatan ekonomi, sumber daya manusia
adalah salah satu faktor produksi selain tanah, modal, dan
keterampilan. Pandangan yang menyamakan manusia
dengan faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat,
baik dilihat dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia
merupakan unsur manajemen yang penting dalam
mencapai tujuan perusahaan.
2) Money (Uang)
          Money atau uang merupakan salah satu unsur yang tidak
dapat diabaikan. Uang merupakan alat tukar dan alat
pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan/industri.
Oleh karena itu, uang merupakan unsur yang penting
untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan
dengan berapa uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
yang harus dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai
dari sesuatu organisasi.
3) Material (Fisik)
          Perusahaan umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan
mentah yang dibutuhkan, melainkan membeli dari pihak
lain. Untuk itu, manajer perusahaan berusaha untuk
memperoleh bahan mentah dengan harga yang paling
murah, dengan menggunakan cara pengangkutan yang
murah dan aman. Di samping itu, bahan mentah tersebut
akan diproses sedemikian rupa sehingga dapat dicapai
hasil secara efisien.
4) Machine (Tekonologi)
          Mesin memiliki peranan penting dalam proses produksi
setelah terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya
mesin uap sehingga banyak pekerjaan manusia yang
digantikan oleh mesin. Perkembangan teknologi yang
begitu pesat menyebabkan penggunaan mesin makin
menonjol. Hal ini karena banyaknya mesin baru yang
ditemukan oleh para ahli sehingga memungkinkan
peningkatan dalam produksi.
5) Method (Metode)
          Metode kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja
berjalan efektif dan efisien. Metode kerja yang sesuai
dengan kebutuhan perusahaan, baik yang menyangkut
proses produksi maupun administrasi tidak terjadi begitu
saja melainkan memerlukan waktu yang lama.
6) Market (Pasar)
          Memasarkan produk memiliki peran yang sangat penting
sebab jika barang yang diproduksi tidak laku, proses
produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai, kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli konsumen.
b. Menentukan Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan
          Dalam merancang produk kerajinan, seorang perajin harus
memperhatikan 3 hal, berikut:
1) Bentuk
          Yang dimaksud bentuk pada produk kerajinan adalah
wujud fisik. Bentuk ini selalu bergantung pada sentuhan
keindahan. Karena itu pula, dalam proses penciptaan,
seorang perajin harus menguasai unsur-unsur seni seperti
garis, tekstur, warna, ruang, bidang. Selain itu, seorang
perajin harus menguasai prinsi-prinsip seni seperti irama,
keseimbangan, kesatuan, harmonisasi, kontras dan
sebagainya.
2) Fungsi
          Dalam pembuatan produk kerajinan, seorang perajin harus
mampu menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga
karya yang dihasilkan dapat memenuhi fungsi sementara
bentuknya tetap indah. Pembuatan produk kerajinan harus
benar-benar memperhatikan aspek kenyamanan.
3) Bahan
          Pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan terhadap
bahan harus dimiliki seorang perajin. Dengan adanya
pemahaman terhadap bahan, ia akan mampu menemukan
teknik pengolahannya. Dengan teknik yang tepat akan
dihasilkan karya kerajinan secara optimal karena setiap
bahan selalu memiliki karakter yang berbeda-beda. Tanah
liat berbeda karakternya dengan lilin. Semen berbeda
karakternya dengan gips. Bahkan, setiap jenis kayu
memiliki karakter sendiri-sendiri.
          Setiap bahan memerlukan teknik penggarapan yang
berbeda-beda. Karakter setiap bahan tersebut pada
umumnya ditentukan oleh susunan unsur-unsur
pembentuknya. Seorang perajin harus mampu memadukan
aspek bentuk, fungsi, dan bahan agar hasilnya optimal.
Ketiga aspek tersebut saling berkait dan bekerja sama.
c. Menentukan Segmentasi Pasar
          Penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar
dapat dikuasai, kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Faktor pemasaran dapat dikatakan berhasil jika jangkauan
pasar makin luas dan masa produksi dapat bertahan dalam
waktu yang lama. Untuk itu ,hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
meliputi: sasaran pasar, selera konsumen, citra produk, saluran
distribusi, dan penentuan harga.
d. Menentukan Bahan/Material Produksi
          Pada karya seni kerajinan, seorang perajin harus mampu
menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga karya yang
dihasilkan dapat memenuhi fungsi, sementara bentuknya
tetap indah. Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya
kerajinan sangat terkait dengan sasaran pasar karena material
akan mendukung nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam
menggunakan benda terapan dan juga akan memengaruhi
kualitas dari barang tersebut.
          Bentuk selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika).
Oleh karena itu dalam penciptaannya, seorang pengrajin harus
menguasai unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna,
dan komposisi.
e. Menentukan Teknik Produksi
          Mewujudkan sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan
cara atau teknik tertentu sesuai dengan bahan dasar kerajinan.
Penguasaan teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan
kualitas produk kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan
memiliki alat dan keterampilan khusus untuk mewujudkannya.
Teknik produksi kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat, dan
cara yang digunakan.


PROSES PRODUKSI KERAJINAN TANAH LIAT
Secara umum, pembentukan benda keramik dengan teknik
cetak dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: membentuk dengan
teknik cetak tekan dan membentuk dengan teknik cetak tuang.
Membentuk benda keramik dengan kedua teknik cetak tersebut
dilakukan dengan proses pembuatan model, pembuatan cetakan
dan pencetakan benda keramik baik dengan tanah liat plastis
maupun tanah liat tuang (slip).
          Pembuatan benda keramik dengan teknik cetak merupakan salah
satu teknik yang memiliki keunggulan dalam proses produksi
yaitu: bentuk dan ukuran benda keramik sama, dapat diproduksi
dalam jumlah banyak/massal, dan waktu yang relatif lebih cepat.
Saat ini banyak pengrajin keramik di Indonesia yang memproduksi
peralatan rumah tangga, barang interior, saniter, alat teknik dan
elektronik banyak menggunakan teknik cetak, baik cetak tekan
maupun cetak tuang yang lebih rumit dan canggih. Teknik ini juga
makin berkembang di perajin keramik dengan bentuk-bentuk
yang unik yang akan menarik konsumen.
          Gips sebagai bahan utama dalam pembuatan cetakan harus
benar-benar dipilih dengan baik dalam arti gips tersebut memenuhi
persyaratan untuk dibuat cetakan. Persyaratan itu di antaranya
adalah butiran gips halus, apabila dicampur air, cepat hangat dan
mengeras serta memiliki daya serap tinggi (porous) terhadap slip
tanah liat. Hal ini dimaksudkan agar slip tanah liat yang dituang
di dalam cetakan gips akan mudah diserap dan menempel
pada cetakan gips secara merata dan membentuk dinding
benda keramik. Dengan demikian, tanah liat akan menyusut
dan terlepas dari dinding cetakan gips sehingga mempermudah
melepas benda dari cetakan gips. Perbedaan kualitas gips dapat
dilihat dari: kekerasan bahan gips, perbandingannya dengan air,
dan lamanya reaksi dengan air.
          Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat adonan gips adalah
ketepatan campuran air dan gips. Apabila dalam campuran
adonan gips terlalu banyak air, hasil cetakan gips menjadi lama
mengeras dan lunak. Sebaliknya, kalau terlalu sedikit air, hasil
cetakan gips menjadi lebih cepat mengeras.

a. Keselamatan Kerja Produksi Kerajinan Tanah Liat
          Keselamatan kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal
ini berhubungan dengan cara memperlakukan alat dan bahan
kerja, serta bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik
dan aman karena berhubungan dengan orang atau manusianya.
Jangan lupa setelah proses pekerjaan selesai, bersihkan semua
peralatan dan simpan pada tempat semestinya. Pastikan ruang
kerja supaya tetap bersih, rapi, dan sehat.
          Perlengkapan dan manfaat keselamatan kerja dalam proses
produksi kerajinan dari bahan lunak antara lain seperti berikut.

b. Peralatan Pembentukan Tanah Liat dengan Teknik Cetak
          Untuk membuat model teknik cetak tuang, diperlukan beberapa
jenis peralatan berikut.
1) Butsir kayu (wood modelling tools)
2) Pisau
3) Kuas
4) Spons (sponges)
5) Alas pembentukan
6) Baskom
7) Ember
8) Timbangan
9) Whirler/banding wheel
10) Papan cetakan
11) Linoleum
12) Sekop
13) Gelas ukuran
14) Kertas ampelas waterproof

§  Masker
Untuk melindungi hidung dan mulut pada waktu melakukan proses penyiapan massa gips.
§  Sarung Tangan Plastik
Untuk melindungi tangan pada waktu melakukan proses penyiapan gips.
§  Pakaian Kerja
Untuk melindungi badan pada waktu melakukan  proses pembentukan benda keramik dan penyiapan massa gips.











PENGEMASAN PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK
          Kemasan dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus
yang berguna mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakankerusakan
pada bahan yang dikemas atau yang dibungkusnya.
          Tujuan pengemasan karya kerajinan, antara lain seperti berikut.
• Kemasan memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.
• Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari
produsen ke konsumen.
• Kemasan dapat mendukung program pemasaran.
Melalui kemasan, identifikasi produk menjadi lebih efektif
dan dengan sendirinya mencegah pertukaran oleh produk
pesaing.
• Kemasan merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba
perusahaan.
Oleh karena itu perusahaan harus membuat kemasan
semenarik mungkin.
          Manfaat pengemasan karya kerajinan, antara lain sebagai berikut.
• Produk-produk yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik,
dan tahan terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
cuaca.
• Kemasan merupakan satu-satunya cara perusahaan
membedakan produknya (ciri pembeda produk).
• Kemasan yang menarik dapat memikat dan menarik perhatian
konsumen (menambah daya tarik produk).
• Kemasan dapat menambah nilai jual produk.
          Jenis bahan kemasan karya kerajinan, antara lain sebagai berikut:
1. Kemasan Kertas
          Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang
pertama sebelum ditemukannya plastik dan aluminium
foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak digunakan dan
mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan
logam karena harganya yang murah, mudah diperoleh, dan
penggunaannya yang luas. Kelemahan kemasan kertas
untuk mengemas adalah sifanya yang sensitif terhadap
air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara
lingkungan. Berikut contoh kemasan dari bahan kertas.
2. Kemasan Kayu
          Kayu merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui
oleh manusia dan secara tradisional digunakan untuk
mengemas berbagai macam produk padat seperti barang
antik dan emas, keramik, dan kain. Kayu adalah bahan
baku dalam pembuatan palet, peti atau kotak kayu di
negara-negara yang mempunyai sumber kayu alam dalam
jumlah banyak. Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk
pembuatan kemasan juga banyak menimbulkan masalah
karena makin langkanya hutan penghasil kayu.
Desain kemasan kayu bergantung pada sifat dan berat
produk, konstruksi kemasan, bahan kemasan, dan
kekuatan kemasan, dimensi kemasan, metode dan
kekuatan. Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti,
tong kayu atau palet sangat umum di dalam transportasi
berbagai komoditas dalam perdagangan internasional.
Pengiriman produk kerajinan seperti keramik sering
dibungkus dengan peti kayu agar dapat melindungi keramik
dari risiko pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan
sebagai kemasan tersier untuk melindungi kemasan lain
yang ada di dalamnya.
            Dalam mendesain kemasan kayu, diperlukan proses
alternatif dan bahan-bahan teknik yang tepat untuk
membuat kemasan yang lebih ekonomis.
4. Kemasan Plastik
            Kemasan yang paling banyak kita temui adalah kemasan
plastik. Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal
adalah polietilen, polipropilen, poliester, nilon, dan vinil film.
Enam puluh persen penjualan plastik yang ada di dunia
menggunakan kemasan plastik polistiren, polipropilen,
polivinil klorida, dan akrilik. Produk kerajinan banyak
menggunakan kemasan plastik jenis akrilik. Akrilik adalah
nama kristal termoplastik yang jernih dengan nama
dagang Lucie, Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik
adalah kaku dan transparan, penahan yang baik terhadap
oksigen dan cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik banyak
digunakan sebagai bahan pelapis untuk bahan keras, dan
dahulu digunakan untuk gigi palsu dan kacamata. Berikut
contoh kemasan dari bahan plastik.
            Produk karya kerajinan yang siap dipasarkan sebaiknya
dikemas dengan baik agar terlihat lebih menarik dan
terlindung dari kerusakan. Kemasan dibuat dengan
memperhatikan jenis bahan dan bentuk produk
kerajinannya. Kemasan untuk produk kerajinan yang
terbuat dari bahan alam dapat diberi silica antijamur yang
dapat dibeli di toko kimia. Kemasan tidak hanya disiapkan
untuk karya kerajinan yang dijual, tetapi juga karya kerajinan
yang akan dipamerkan. Bahan untuk kemasan bisa dibuat
dari bahan alam, maupun bahan sintetis. Misalnya karya
keramik diberi kemasan kotak kayu, aksesori batu diberi
wadah kotak dari kardus, perhiasan perak diberi wadah
kotak berlapiskan bludru, dan sebagainya.

LANGKAH-LANGKAH MELAKUKAN WIRAUSAHA
          Secara umum langkah-langkah melakukan wirausaha adalah
sebagai berikut.
a. Tahap memulai
          Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin
apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan ‘’franchising’’. Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan dilakukan.
b. Tahap melaksanakan usaha
          Dalam tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai
aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspekaspek:
pembiayaan, sumber daya manusia, kepemilikan,
organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran,
dan melakukan evaluasi.
c. Tahap mempertahankan usaha
          Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d. Tahap mengembangkan usaha
          Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif
atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan, perluasan

usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.

8 comments:

 
Toggle Footer
Top