1. Pengertian
Kerajinan dari Bahan Lunak
Kerajinan
dari bahan lunak merupakan produk kerajinan yang
menggunakan
bahan dasar yang bersifat lunak, beberapa bahan
lunak yang
digunakan dalam pembuatan produk kerajinan, yaitu
seperti berikut:
a. Bahan Lunak
Alami
Bahan
lunak alami adalah bahan lunak yang diperolah dari
alam sekitar dan
cara pengolahannya juga secara alami tidak
dicampur maupun
dikombinasi dengan bahan buatan. Contoh
bahan lunak
alami yang kita kenal adalah tanah liat, serat alam,
dan kulit.
b. Bahan Lunak
Buatan
Bahan
lunak buatan adalah bahan untuk karya kerajinan yang
diolah menjadi
lunak. Beragam karya kerajinan dari bahan
lunak buatan
dapat dibuat berdasarkan bahan yang digunakan.
Bahan-bahan yang
digunakan bisa berupa bubur kertas, gips,
fiberglas,
lilin, sabun, spons, dan sebagainya.
2. Aneka Produk
Kerajinan dari Bahan Lunak
Produk
kerajinan dari bahan lunak sangat beragam, mulai dari
karya kerajinan
yang digunakan untuk kebutuhan fungsi pakai
dan karya
kerajinan untuk hiasan.
Berikut ini
contoh produk kerajinan dari bahan lunak:
a. Kerajinan
Tanah Liat
Kerajinan
yang terbuat dari bahan tanah liat sering dikenal
orang dengan
kerajinan keramik. Kerajinan keramik adalah
karya kerajinan
yang menggunakan bahan baku dari tanah liat
yang melalui
proses sedemikian rupa (dipijit, butsir, pilin,
pembakaran dan
glasir) sehingga menghasilkan barang atau
benda pakai dan
benda hias yang indah. Contohnya: gerabah,
vas bunga, guci,
piring. Berikut contoh kerajinan gerabah dan
keramik.
Indonesia
memiliki aneka ragam kerajinan keramik dari
berbagai daerah
yang memiliki ciri khas pada keunikan bentuk,
teknik hingga
ragam hias yang ditampilkan. Kekayaan hayati di
Indonesia telah
menginspirasi keindahan dan keunikan bentuk
kerajinan
keramik menjadi keramik Nusantara yang memiliki
karakteristik
tersendiri dan berbeda dengan keramik Cina,
Jepang, dan
negara lainnya.
b. Kerajinan
Serat Alam
Bahan-bahan
serat alam dapat menghasilkan kerajinan tangan
yang beraneka
ragam, misalnya tas, dompet, topi, alas meja,
tempat lampu.
Teknik pembuatan kerajinan dari serat alam ini
sebagian besar
dibuat dengan cara menganyam.
Berikut
merupakan contoh karya kerajina dari serat alam.
c. Kerajinan
Kulit
Kerajinan
ini menggunakan bahan baku dari kulit yang
sudah di samak,
kulit mentah atau kulit sintetis. Contohnya:
tas, sepatu,
wayang, dompet, jaket. Kulit yang dihasilkan dari
hewan seperti:
sapi, kambing, kerbau, dan buaya dapat
dijadikan
sebagai bahan dasar kerajinan.
d. Kerajinan
Gips
Gips
merupakan bahan mineral yang tidak larut dengan air
dalam waktu yang
lama jika sudah menjadi padat. Kandungan
gips terdiri
atas jenis zat hidrat kalsium sulfat dan beberapa
mineral seperti:
karbonat, borat, nitrat, dan sulfat yang dapat
terlepas
sehingga gips dalam proses pengerasan akan terasa
panas. Prosesnya
harus dicairkan dahulu jika ingin bentuk
seperti yang
diinginkan, harus dibuat cetakan. Jika akan
diproduksi dalam
jumlah banyak, harus dibuat model terlebih
dahulu.
Secara
umum, untuk semua produk gips diperlukan cetakan.
Bahan utama
pembuatan cetakan adalah silicone rubber,
tetapi yang
paling gampang dan mudah dicari adalah plastisin
atau tanah liat.
Fungsi
kerajinan dari gips biasanya dapat berupa hiasan
dinding, mainan,
dan sebagainya.
e. Kerajinan
Lilin
Pembuatan
kerajinan bahan dasar lilin cukup sederhana dan
mudah, dapat
dilakukan oleh semua orang. Jika kita akan
mengubah
bentuknya menjadi benda kerajinan yang unik,
tentunya perlu
dicairkan dengan proses pemanasan di atas
api/kompor.
Berikut contoh kerajinan dari bahan lilin.
f. Kerajinan
Sabun
Kerajinan
dari sabun sangat unik. Bahan yang diperlukan
adalah sabun
batangan. Sabun dapat diolah dengan dua cara.
Pertama:
mengukir sabun yang menghasilkan karya seperti:
binatang, buah,
dan flora ukiran. Kedua, membentuk sabun,
yaitu: sabun
diparut hingga menjadi bubuk, dicampur dengan
sagu dan sedikit
air, lalu dibuat adonan baru seperti membuat
bentuk dari plastisin.
Berikut contoh produk kerajinan dari
bahan sabun.
g. Kerajinan
Bubur Kertas
Sisa-sisa
kertas dapat dimanfaatkan untuk beraneka ragam
karya kerajnan.
Salah satu alternatif pemanfaatan sisa-sisa
kertas adalah
dibuat bubur kertas untuk bahan berkarya
kerajinan.
Proses pembuatan bubur kertas dapat dilakukan
dengan
langkah-langkah berikut ini:
1. Siapkan
kertas bekas, misalnya kertas tisu atau kertas
koran. Robek
atau gunting menjadi potongan-potongan
kecil (lembut).
2. Masukkan
potongan kertas ke dalam baskom atau ember
plastik.
Kemudian, siram dengan air hangat.
3. Masukkan 1
sendok teh garam. Garam bermanfaat untuk
menghindarkan
kertas menjadi busuk.
4. Potongan
kertas yang telah direndam dan diberi garam ini
didiamkan selama
1 - 2 hari hingga menjadi lunak.
5. Dua hari
kemudian atau setelah kertas menjadi lunak dan
hancur, saring
menggunakan kain (dapat menggunakan
kain lap yang
pori-porinya besar). Keempat tepi kain
disatukan dan plintir.
hingga air akan terpisah dari
ampasnya.
6. Buang air
perasan kertas. Kemudian, masukkan kembali
potongan
kertas-kertas yang sudah diperas airnya ke
dalam wadah dan
remas-remas hingga hancur. Tambahkan
sedikit air
ketika meremasnya.
7. Buat larutan
pasta dengan mencampur 2 sendok makan
tepung kanji
dengan air secukupnya. Apabila pasta terasa
terlalu cair,
penggunaan tepung kanji dapat ditambah.
8. Campur adonan
kertas dengan larutan pasta. Remasremas
hingga tercampur
merata dan didapat adonan bubur
kertas yang liat
sehingga mudah untuk dibentuk.
Berikut contoh
karya kerajinan dari bubur kertas.
3. Fungsi Produk
Kerajinan dari Bahan Lunak
Fungsi
produk kerajinan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fungsi karya
kerajinan sebagai benda pakai dan fungsi karya
kerajinan
sebagai benda hias.
a. Karya
Kerajinan sebagai Benda Pakai
Karya
kerajinan sebagai benda pakai meliputi segala bentuk
kerajinan yang
digunakan sebagai alat, wadah, atau dikenakan
sebagai
pelengkap busana.Sebagai benda pakai, produk karya
kerajinan yang
diciptakan mengutamakan fungsinya, adapun
unsur
keindahannya hanyalah sebagai pendukung. Berikut
contoh karya
kerajinan sebagai benda pakai.
b. Karya
Kerajinan sebagai Benda Hias
Karya
kerajinan sebagai benda hias meliputi segala bentuk
kerajinan yang
dibuat dengan tujuan untuk dipajang atau
digunakan
sebagai hiasan atau elemen estetis. Jenis ini lebih
menonjolkan aspek
keindahan daripada aspek kegunaan.
4.
Unsur Estetika dan Ergonomis Produk Kerajinan
dari
Bahan Lunak
Pembuatan
produk kerajinan harus memperhatikan unsur
estetika
dan ergonomis.
a.
Unsur Estetika
Unsur
estetika sering kita kenal dengan istilah keindahan.
Keindahan
adalah nilai-nilai estetis yang menyertai sebuah
karya
seni. Keindahan juga diartikan sebagai pengalaman
estetis
yang diperoleh ketika seseorang mencerap objek seni
atau
dapat pula dipahami sebagai sebuah objek yang memiliki
unsur
keindahan.
Nilai-nilai
keindahan (estetik) atau keunikan karya seni memiliki
prinsip:
kesatuan (unity), keselarasan (harmoni), keseimbangan
(balance),
dan kontras (contrast) sehingga menimbulkan
perasaan
haru, nyaman, nikmat, bahagia, agung, ataupun rasa
senang.
b.
Unsur Ergonomis
Unsur
ergonomis karya kerajinan selalu dikaitkan dengan
aspek
fungsi atau kegunaan. Adapun unsur ergonomis karya
kerajinan
adalah seperti berikut:
1. Keamanan
(security) yaitu jaminan tentang keamanan
orang
menggunakan produk kerajinan tersebut.
2. Kenyamanan
(comfortable), yaitu kenyamanan apabila
produk
kerajinan tersebut digunakan. Barang yang enak
digunakan
disebut barang terap. Produk kerajinan terapan
adalah
produk kerajinan yang memiliki nilai praktis yang
tinggi.
3. Keluwesan
(flexibility), yaitu keluwesan penggunaan.
Produk
kerajinan adalah produk terap/pakai, yaitu produk
kerajinan
yang wujudnya sesuai dengan kegunaan atau
terapannya.
Produk terap/pakai dipersyaratkan memberi
kemudahan
dan keluwesan penggunaan agar pemakai
tidak
mengalami kesulitan dalam penggunaannya.
5.
Motif Ragam Hias pada Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Indonesia
sangat kaya dengan keragaman produk kerajinan
dengan
berbagai macam ragam hias yang tersebar diseluruh
tanah
air. Ragam hias Nusantara pada umumnya memiliki muatan
nilai
tradisi dengan kekhasan dan keragamannya masing-masing.
Di
samping perbedaan-perbedaan terdapat pula persamaanpersamaannya,
misalnya
jenis, bentuk, motif hias, pola susunan,
pewarnaan,
bahkan nilai simbolisnya.
Berbagai
motif ragam hias yang dapat digunakan untuk menghias
karya
kerajinan antara lain seperti berikut.
a.
Motif Realis
Motif
realis ialah motif yang dibuat berdasarkan bentukbentuk
nyata
yang ada di alam sekitar seperti bentuk tumbuhtumbuhan,
bentuk
hewan atau binatang, bentuk batu-batuan,
bentuk
awan, matahari, bintang, bentuk pemandangan alam.
b.
Motif Geometris
Motif
geometris ialah motif yang mempunyai bentuk teratur
dan
dapat diukur menggunakan alat ukur. Contoh: bentuk segi
empat,
segitiga, lingkaran, kerucut, dan silinder.
Motif
geometris merupakan motif tertua dalam ragam hias
karena
sudah dikenal sejak zaman prasejarah. Motif geometris
berkembang
dari bentuk titik, garis, atau bidang yang berulang
dari
yang sederhana sampai dengan pola yang rumit. Hampir
di
seluruh wilayah Nusantara ditemukan motif ini. Motif hias
geometris
antara lain meander, pilin, lereng, banji, kawung,
jlamprang,
dan tumpal.
a.
Motif Dekoratif
Pengertian
dekoratif adalah menggambar dengan tujuan
mengolah
suatu permukaan benda menjadi lebih indah.
Gambar
dekoratif berupa gambar hiasan yang perwujudannya
tampak
rata, kesan ruang jarak jauh dekat atau gelap terang
tidak
terlalu ditonjolkan.
Untuk
memperoleh objek gambar dekoratif, perlu dilakukan
deformasi
atau penstiliran alami. Bentuk-bentuk objek di alam
disederhanakan
dan digayakan tanpa meninggalkan bentuk
aslinya.
Misalnya, bunga, hewan, tumbuhan yang digayakan.
Kesan
tentang bunga, hewan, tumbuhan harus masih ada
pada
motif itu. Berikut contoh motif dekoratif.
a.
Motif Abstrak
Motif
abstrak merupakan motif yang tidak dikenali kembali
objek
asal yang digambarkan atau memang benar-benar
abstrak
karena tidak menggambarkan objek-objek yang
terdapat
di alam maupun objek khayalan gubahan objek alam
serta
tidak menggunakan unsur tulisan yang terbaca. Motif
abstrak
di sini menggunakan bentuk yang lebih bebas, bukan
geometris.
Berikut ini contoh motif abstrak.
6.
Teknik Pembuatan Produk Kerajinan dari Bahan Lunak
Ada
beberapa teknik pembuatan produk kerajinan dari bahan
lunak.
Teknik tersebut disesuaikan dengan bahan yang digunakan.
Adapun
teknik yang dapat digunakan untuk membuat karya
kerajinan
dari bahan lunak antara lain membentuk, menganyam,
menenun,
dan mengukir.
a.
Membentuk
Teknik membentuk biasanya digunakan untuk membuat karya
kerajinan
dari tanah liat. Macam-macam teknik membentuk
antara
lain seperti berikut.
1)
Teknik Coil (Lilit Pilin)
Cara
pembentukan dengan tangan langsung seperti coil,
lempengan
atau pijat jari merupakan teknik pembentukan
tanah
liat yang bebas untuk membuat bentuk-bentuk yang
diinginkan.
Bentuknya tidak selalu simetris. Teknik ini
sering
dipakai oleh para seniman dan perajin keramik.
2)
Teknik Putar
Teknik
pembentukan dengan alat putar dapat menghasilkan
banyak
bentuk yang simetris (bulat, silindris) dan bervariasi.
Cara
pembentukan dengan teknik putar ini sering dipakai
oleh
para perajin keramik. Perajin keramik tradisional
biasanya
menggunakan alat putar tangan (hand wheel)
atau
alat putar kaki (kick wheel). Para perajin bekerja di
atas
alat putar dan menghasilkan bentuk-bentuk yang
sama
seperti gentong dan guci.
3)
Teknik Cetak
Ada
dua teknik pembentukan karya kerajinan dari bahan
lunak
yaitu: sekali cetak (cire verdue), dan cetak berulang.
Teknik
sekali cetak ialah teknik cetak yang menghasilkan
sekali
cetakan dan tidak dapat diperbanyak. Teknik cetak
berulang
(bi valve), ialah teknik mencetak yang dapat
memproduksi
karya dengan jumlah yang banyak dengan
bentuk
dan ukuran yang sama. Bahan cetakan yang biasa
dipakai
adalah gips, seperti untuk cetakan berongga,
cetakan
padat, cetakan jigger maupun cetakan untuk
dekorasi
tempel. Cara ini digunakan pada pabrik-pabrik
keramik
dengan produksi massal, seperti alat alat rumah
tangga:
piring, cangkir, mangkok, dan gelas.
b.
Menganyam
Teknik
menganyam dapat digunakan untuk pembuatan karya
kerajinan
dari bahan lunak dengan karakteristik tertentu.
Bahan
baku yang digunakan untuk membuat karya kerajinan
dengan
teknik menganyam ini berasal dari berbagai tumbuhan
yang
diambil seratnya, seperti rotan, bambu, daun lontar, daun
pandan,
serat pohon, pohon pisang, enceng gondok. Contoh
karya
kerajinan dengan teknik menganyam: keranjang, tikar,
topi,
dan tas.
c.
Menenun
Teknik
menenun pada dasarnya hampir sama dengan teknik
menganyam,
perbedaannya hanya pada alat yang digunakan.
Untuk
anyaman, kita cukup melakukannya dengan tangan
(manual)
dan hampir tanpa menggunakan alat bantu,
sedangkan
pada kerajinan menenun kita menggunakan alat
yang
disebut lungsin dan pakan. Pada beberapa daerah di
wilayah
Nusantara terdapat kesamaan teknik namun berbeda
dalam
ragam hiasnya. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari
suatu
daerah dengan daerah lain. Misalnya kain ulos dari
Batak,
Kain tapis dari Lampung, kain torso dari Jepara, dan
kain
songket yang dibuat di Sumatra, Bali, Kalimantan dan
Sumbawa.
d.
Membordir
Ketika
memakai pakaian, hal yang perlu diperhatikan selain
mempertimbangkan
aspek kegunaan dan kenyamanan, perlu
juga
diperhatikan aspek keindahannnya. Salah satu yang
dapat
ditonjolkan dari pakaian dan kebutuhan sandang lainnya
adalah
hiasannya. Di samping batik, penerapan motif atau
ragam
hias pada pakaian dapat juga diterapkan dengan bordir.
Bordir
merupakan hiasan dari benang pada kain. Istilah lain
yang
hampir sama dengan bordir adalah sulam.
e.
Mengukir
Teknik
mengukir adalah kegiatan menggores, memahat, dan
menoreh
pola pada permukaan benda yang diukir. Dilihat dari
jenisnya,
ada beberapa jenis ukiran antara lain ukiran tembus
(krawangan),
ukiran rendah, ukiran tinggi (timbul), dan ukiran
utuh.
Pada umumnya, teknik mengukir diterapkan pada bahan
kayu.
Namun, teknik ini dapat pula diterapkan pada bahan
lunak
seperti sabun padat dan lilin.
Contoh
teknik pembuatan karya kerajinan dari bahan lunak:No
Bahan T
1.
Tanah Liat
·
Membentuk
dengan teknik coil
·
Membentuk
dengan teknik putar
·
Membentuk
dengan teknik cetak
2.
Serat Alam Menganyam
·
Menenun
·
membordir
3.
Kulit
·
Mengukir
4.
Gibs Membentuk dengan teknik cetak
·
Mengukir
5.
Lilin
·
Mengukir
·
Membentuk
dengan teknik cetak
6.
Sabun
·
Mengukir
7.
Bubur Kertas
·
Membentuk
dengan teknik coil
·
Membentuk
dengan teknik
PERENCANAAN
PROSES PRODUKSI KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK
Untuk
membuat produk kerajinan, diperlukan perencanaan
yang matang,
misalnya produk kerajinan pakaian. Dalam
perancangan
produk kerajinan pakaian, diperlukan berbagai
interaksi ilmu
pengetahuan, misalnya pengetahuan tentang
kebiasaan
masyarakat (antropologi dan sejarah), ukuran badan
(antropometri),
ukuran pakaian (standardisasi), bentuk dan
perhiasan
(pendidikan moral: etika, gaya hidup), pengetahuan
bahan (fisik),
teknik pembuatan (rekayasa), perhitungan biaya
produksi
(akuntansi), promosi (publikasi), pemasaran (marketing),
kemasan
(desain), dan ilmu yang lainnya.
Perencanaan
produk kerajinan umumnya lebih menitikberatkan
pada nilai-nilai
estetika, keunikan (craftmanship), keterampilan,
dan efisiensi.
Sementara dalam pemenuhan fungsinya, lebih
menekankan pada
pemenuhan fungsi pakai yang lebih bersifat
fisik
(fisiologis), misalnya: benda-benda pakai, perhiasan, furnitur,
dan sandang.
Sistem
produksi merupakan sistem integral yang mempunyai
komponen
struktural dan fungsional. Komponen struktural
yang membentuk
sistem produksi terdiri atas: bahan (material),
mesin dan
peralatan, tenaga kerja modal, energi, informasi,
tanah dan lain-lain.
Komponen fungsional terdiri atas supervisi,
perencanaan,
pengendalian, koordinasi dan kepemimpinan,
yang kesemuanya
berkaitan dengan manajemen dan organisasi.
Refleksi Diri
Renungkan dan
tuliskan pada selembar kertas.
Ungkapkan
pemahaman apa yang kamu peroleh setelah
mempelajari
materi produk kerajinan dari bahan lunak,
berdasarkan
beberapa hal berikut ini.
1. Apa saja yang
perlu diperhatikan ketika mempelajari karya
kerajinan dari
bahan lunak yang ada di wilayahmu?
2. Materi apa
yang masih sulit untuk dipahami?
3. Catatan hasil
pengamatan dari berbagai sumber/referensi
bacaan tentang
benda kerajinan dari bahan lunak yang sudah
kamu lakukan
bersama kelompokmu.
4. Catatan
kesulitan yang dihadapi saat mencari informasi dan
pengamatan.
Suatu
sistem produksi selalu berada dalam lingkungan sehingga
aspek-aspek
lingkungan seperti perkembangan teknologi, sosial
dan ekonomi,
serta kebijakan pemerintah sangat memengaruhi
keberadaan
sistem produksi itu.
Produk
kerajinan umumnya diproduksi ulang atau diperbanyak
dalam skala home
industry. Oleh karena itu, dibutuhkan
persyaratan-persyaratan
tertentu yang harus dipenuhi dalam
proses
perancangannya.
a. Pengelolaan
Sumber Daya Usaha
Dalam
perencanaan proses produksi, diperlukan pengelolaan
yang baik untuk
mencapai tujuan perusahaan/industri. Sumber
daya yang
dimiliki oleh perusahaan dapat dikatagorikan atas
enam tipe sumber
daya (6M), yaitu sebagai berikut.
1) Man (Manusia)
Dalam
pendekatan ekonomi, sumber daya manusia
adalah salah
satu faktor produksi selain tanah, modal, dan
keterampilan.
Pandangan yang menyamakan manusia
dengan
faktor-faktor produksi lainnya dianggap tidak tepat,
baik dilihat
dari konsepsi, filsafat, maupun moral. Manusia
merupakan unsur
manajemen yang penting dalam
mencapai tujuan
perusahaan.
2) Money (Uang)
Money
atau
uang merupakan salah satu unsur yang tidak
dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat
pengukur nilai.
Besar-kecilnya hasil kegiatan dapat diukur
dari jumlah uang
yang beredar dalam perusahaan/industri.
Oleh karena itu,
uang merupakan unsur yang penting
untuk mencapai
tujuan karena segala sesuatu harus
diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan
dengan berapa
uang yang harus disediakan untuk
membiayai gaji
tenaga kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan
yang harus
dibeli, serta berapa hasil yang akan dicapai
dari sesuatu
organisasi.
3) Material
(Fisik)
Perusahaan
umumnya tidak menghasilkan sendiri bahan
mentah yang
dibutuhkan, melainkan membeli dari pihak
lain. Untuk itu,
manajer perusahaan berusaha untuk
memperoleh bahan
mentah dengan harga yang paling
murah, dengan
menggunakan cara pengangkutan yang
murah dan aman.
Di samping itu, bahan mentah tersebut
akan diproses
sedemikian rupa sehingga dapat dicapai
hasil secara
efisien.
4) Machine (Tekonologi)
Mesin
memiliki peranan penting dalam proses produksi
setelah
terjadinya revolusi industri dengan ditemukannya
mesin uap
sehingga banyak pekerjaan manusia yang
digantikan oleh
mesin. Perkembangan teknologi yang
begitu pesat
menyebabkan penggunaan mesin makin
menonjol. Hal
ini karena banyaknya mesin baru yang
ditemukan oleh
para ahli sehingga memungkinkan
peningkatan
dalam produksi.
5) Method (Metode)
Metode
kerja sangat dibutuhkan agar mekanisme kerja
berjalan efektif
dan efisien. Metode kerja yang sesuai
dengan kebutuhan
perusahaan, baik yang menyangkut
proses produksi
maupun administrasi tidak terjadi begitu
saja melainkan
memerlukan waktu yang lama.
6) Market (Pasar)
Memasarkan
produk memiliki peran yang sangat penting
sebab jika
barang yang diproduksi tidak laku, proses
produksi barang
akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan
berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan
pasar dalam arti
menyebarkan hasil produksi merupakan
faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai, kualitas
dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen
dan daya beli konsumen.
b. Menentukan
Fungsi dan Kualitas Produk Kerajinan
Dalam
merancang produk kerajinan, seorang perajin harus
memperhatikan 3
hal, berikut:
1) Bentuk
Yang
dimaksud bentuk pada produk kerajinan adalah
wujud fisik.
Bentuk ini selalu bergantung pada sentuhan
keindahan.
Karena itu pula, dalam proses penciptaan,
seorang perajin
harus menguasai unsur-unsur seni seperti
garis, tekstur,
warna, ruang, bidang. Selain itu, seorang
perajin harus
menguasai prinsi-prinsip seni seperti irama,
keseimbangan,
kesatuan, harmonisasi, kontras dan
sebagainya.
2) Fungsi
Dalam
pembuatan produk kerajinan, seorang perajin harus
mampu
menghubungkan bentuk dan fungsi sehingga
karya yang
dihasilkan dapat memenuhi fungsi sementara
bentuknya tetap
indah. Pembuatan produk kerajinan harus
benar-benar
memperhatikan aspek kenyamanan.
3) Bahan
Pengetahuan,
pemahaman, dan penguasaan terhadap
bahan harus
dimiliki seorang perajin. Dengan adanya
pemahaman terhadap
bahan, ia akan mampu menemukan
teknik
pengolahannya. Dengan teknik yang tepat akan
dihasilkan karya
kerajinan secara optimal karena setiap
bahan selalu
memiliki karakter yang berbeda-beda. Tanah
liat berbeda
karakternya dengan lilin. Semen berbeda
karakternya
dengan gips. Bahkan, setiap jenis kayu
memiliki
karakter sendiri-sendiri.
Setiap
bahan memerlukan teknik penggarapan yang
berbeda-beda.
Karakter setiap bahan tersebut pada
umumnya
ditentukan oleh susunan unsur-unsur
pembentuknya.
Seorang perajin harus mampu memadukan
aspek bentuk,
fungsi, dan bahan agar hasilnya optimal.
Ketiga aspek
tersebut saling berkait dan bekerja sama.
c. Menentukan
Segmentasi Pasar
Penguasaan
pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor
menentukan dalam perusahaan. Agar pasar
dapat dikuasai,
kualitas dan harga barang harus sesuai dengan
selera konsumen
dan daya beli (kemampuan) konsumen.
Faktor pemasaran
dapat dikatakan berhasil jika jangkauan
pasar makin luas
dan masa produksi dapat bertahan dalam
waktu yang lama.
Untuk itu ,hal-hal yang perlu dipertimbangkan,
meliputi:
sasaran pasar, selera konsumen, citra produk, saluran
distribusi, dan
penentuan harga.
d. Menentukan
Bahan/Material Produksi
Pada
karya seni kerajinan, seorang perajin harus mampu
menghubungkan
bentuk dan fungsi sehingga karya yang
dihasilkan dapat
memenuhi fungsi, sementara bentuknya
tetap indah.
Pemilihan bahan/material dalam pembuatan karya
kerajinan sangat
terkait dengan sasaran pasar karena material
akan mendukung
nilai bentuk, kenyamanan terutama dalam
menggunakan
benda terapan dan juga akan memengaruhi
kualitas dari
barang tersebut.
Bentuk
selalu bergantung pada sentuhan keindahan (estetika).
Oleh karena itu
dalam penciptaannya, seorang pengrajin harus
menguasai
unsur-unsur seni rupa seperti garis, bentuk, warna,
dan komposisi.
e. Menentukan
Teknik Produksi
Mewujudkan
sebuah produk kerajinan haruslah menggunakan
cara atau teknik
tertentu sesuai dengan bahan dasar kerajinan.
Penguasaan
teknik dalam berkarya kerajinan akan menentukan
kualitas produk
kerajinan yang dibuat. Beberapa jenis kerajinan
memiliki alat
dan keterampilan khusus untuk mewujudkannya.
Teknik produksi
kerajinan disesuaikan dengan bahan, alat, dan
cara yang digunakan.
PROSES
PRODUKSI KERAJINAN TANAH LIAT
Secara
umum, pembentukan benda keramik dengan teknik
cetak dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu: membentuk dengan
teknik cetak
tekan dan membentuk dengan teknik cetak tuang.
Membentuk benda
keramik dengan kedua teknik cetak tersebut
dilakukan dengan
proses pembuatan model, pembuatan cetakan
dan pencetakan
benda keramik baik dengan tanah liat plastis
maupun tanah
liat tuang (slip).
Pembuatan
benda keramik dengan teknik cetak merupakan salah
satu teknik yang
memiliki keunggulan dalam proses produksi
yaitu: bentuk
dan ukuran benda keramik sama, dapat diproduksi
dalam jumlah
banyak/massal, dan waktu yang relatif lebih cepat.
Saat ini banyak
pengrajin keramik di Indonesia yang memproduksi
peralatan rumah
tangga, barang interior, saniter, alat teknik dan
elektronik
banyak menggunakan teknik cetak, baik cetak tekan
maupun cetak
tuang yang lebih rumit dan canggih. Teknik ini juga
makin berkembang
di perajin keramik dengan bentuk-bentuk
yang unik yang
akan menarik konsumen.
Gips
sebagai bahan utama dalam pembuatan cetakan harus
benar-benar
dipilih dengan baik dalam arti gips tersebut memenuhi
persyaratan
untuk dibuat cetakan. Persyaratan itu di antaranya
adalah butiran
gips halus, apabila dicampur air, cepat hangat dan
mengeras serta
memiliki daya serap tinggi (porous) terhadap slip
tanah liat. Hal
ini dimaksudkan agar slip tanah liat yang dituang
di dalam cetakan
gips akan mudah diserap dan menempel
pada cetakan
gips secara merata dan membentuk dinding
benda keramik.
Dengan demikian, tanah liat akan menyusut
dan terlepas
dari dinding cetakan gips sehingga mempermudah
melepas benda
dari cetakan gips. Perbedaan kualitas gips dapat
dilihat dari:
kekerasan bahan gips, perbandingannya dengan air,
dan lamanya
reaksi dengan air.
Hal
yang perlu diperhatikan dalam membuat adonan gips adalah
ketepatan
campuran air dan gips. Apabila dalam campuran
adonan gips
terlalu banyak air, hasil cetakan gips menjadi lama
mengeras dan
lunak. Sebaliknya, kalau terlalu sedikit air, hasil
cetakan gips
menjadi lebih cepat mengeras.
a. Keselamatan
Kerja Produksi Kerajinan Tanah Liat
Keselamatan
kerja merupakan sikap pada saat kita bekerja. Hal
ini berhubungan
dengan cara memperlakukan alat dan bahan
kerja, serta
bagaimana mengatur alat dan benda kerja yang baik
dan aman karena
berhubungan dengan orang atau manusianya.
Jangan lupa
setelah proses pekerjaan selesai, bersihkan semua
peralatan dan
simpan pada tempat semestinya. Pastikan ruang
kerja supaya
tetap bersih, rapi, dan sehat.
Perlengkapan
dan manfaat keselamatan kerja dalam proses
produksi
kerajinan dari bahan lunak antara lain seperti berikut.
b. Peralatan
Pembentukan Tanah Liat dengan Teknik Cetak
Untuk
membuat model teknik cetak tuang, diperlukan beberapa
jenis peralatan
berikut.
1) Butsir
kayu (wood modelling tools)
2) Pisau
3) Kuas
4) Spons (sponges)
5) Alas
pembentukan
6) Baskom
7) Ember
8) Timbangan
9) Whirler/banding
wheel
10) Papan
cetakan
11) Linoleum
12) Sekop
13) Gelas
ukuran
14) Kertas
ampelas waterproof
§ Masker
Untuk melindungi
hidung dan mulut pada waktu melakukan proses penyiapan massa gips.
§ Sarung
Tangan Plastik
Untuk melindungi
tangan pada waktu melakukan proses penyiapan gips.
§ Pakaian
Kerja
Untuk melindungi
badan pada waktu melakukan proses
pembentukan benda keramik dan penyiapan massa gips.
PENGEMASAN
PRODUK KERAJINAN DARI BAHAN LUNAK
Kemasan
dapat diartikan sebagai wadah atau pembungkus
yang berguna
mencegah atau mengurangi terjadinya kerusakankerusakan
pada bahan yang dikemas
atau yang dibungkusnya.
Tujuan
pengemasan karya kerajinan, antara lain seperti berikut.
• Kemasan
memenuhi syarat keamanan dan kemanfaatan.
• Kemasan
melindungi produk dalam perjalanannya dari
produsen ke
konsumen.
• Kemasan dapat
mendukung program pemasaran.
Melalui kemasan,
identifikasi produk menjadi lebih efektif
dan dengan
sendirinya mencegah pertukaran oleh produk
pesaing.
• Kemasan
merupakan suatu cara untuk meningkatkan laba
perusahaan.
Oleh karena itu
perusahaan harus membuat kemasan
semenarik
mungkin.
Manfaat
pengemasan karya kerajinan, antara lain sebagai berikut.
• Produk-produk
yang dikemas biasanya lebih bersih, menarik,
dan tahan
terhadap kerusakan yang disebabkan oleh
cuaca.
• Kemasan
merupakan satu-satunya cara perusahaan
membedakan
produknya (ciri pembeda produk).
• Kemasan yang
menarik dapat memikat dan menarik perhatian
konsumen
(menambah daya tarik produk).
• Kemasan dapat
menambah nilai jual produk.
Jenis
bahan kemasan karya kerajinan, antara lain sebagai berikut:
1. Kemasan
Kertas
Kemasan
kertas merupakan kemasan fleksibel yang
pertama sebelum
ditemukannya plastik dan aluminium
foil. Saat ini
kemasan kertas masih banyak digunakan dan
mampu bersaing
dengan kemasan lain seperti plastik dan
logam karena
harganya yang murah, mudah diperoleh, dan
penggunaannya
yang luas. Kelemahan kemasan kertas
untuk mengemas
adalah sifanya yang sensitif terhadap
air dan mudah
dipengaruhi oleh kelembaban udara
lingkungan.
Berikut contoh kemasan dari bahan kertas.
2. Kemasan Kayu
Kayu
merupakan bahan pengemas tertua yang diketahui
oleh manusia dan
secara tradisional digunakan untuk
mengemas
berbagai macam produk padat seperti barang
antik dan emas,
keramik, dan kain. Kayu adalah bahan
baku dalam
pembuatan palet, peti atau kotak kayu di
negara-negara
yang mempunyai sumber kayu alam dalam
jumlah banyak.
Tetapi saat ini penyediaan kayu untuk
pembuatan
kemasan juga banyak menimbulkan masalah
karena makin
langkanya hutan penghasil kayu.
Desain kemasan
kayu bergantung pada sifat dan berat
produk,
konstruksi kemasan, bahan kemasan, dan
kekuatan
kemasan, dimensi kemasan, metode dan
kekuatan.
Penggunaan kemasan kayu baik berupa peti,
tong kayu atau
palet sangat umum di dalam transportasi
berbagai
komoditas dalam perdagangan internasional.
Pengiriman
produk kerajinan seperti keramik sering
dibungkus dengan
peti kayu agar dapat melindungi keramik
dari risiko
pecah. Kemasan kayu umumnya digunakan
sebagai kemasan
tersier untuk melindungi kemasan lain
yang ada di
dalamnya.
Dalam
mendesain kemasan kayu, diperlukan proses
alternatif dan
bahan-bahan teknik yang tepat untuk
membuat kemasan
yang lebih ekonomis.
4. Kemasan
Plastik
Kemasan
yang paling banyak kita temui adalah kemasan
plastik.
Beberapa jenis kemasan plastik yang dikenal
adalah polietilen,
polipropilen, poliester, nilon, dan vinil film.
Enam puluh
persen penjualan plastik yang ada di dunia
menggunakan
kemasan plastik polistiren, polipropilen,
polivinil
klorida, dan
akrilik. Produk kerajinan banyak
menggunakan
kemasan plastik jenis akrilik. Akrilik adalah
nama kristal
termoplastik yang jernih dengan nama
dagang Lucie,
Barex dan Plexiglas. Beberapa sifat akrilik
adalah kaku dan
transparan, penahan yang baik terhadap
oksigen dan
cahaya, titik leburnya rendah. Akrilik banyak
digunakan
sebagai bahan pelapis untuk bahan keras, dan
dahulu digunakan
untuk gigi palsu dan kacamata. Berikut
contoh kemasan
dari bahan plastik.
Produk
karya kerajinan yang siap dipasarkan sebaiknya
dikemas dengan
baik agar terlihat lebih menarik dan
terlindung dari
kerusakan. Kemasan dibuat dengan
memperhatikan
jenis bahan dan bentuk produk
kerajinannya.
Kemasan untuk produk kerajinan yang
terbuat dari
bahan alam dapat diberi silica antijamur yang
dapat dibeli di
toko kimia. Kemasan tidak hanya disiapkan
untuk karya kerajinan
yang dijual, tetapi juga karya kerajinan
yang akan
dipamerkan. Bahan untuk kemasan bisa dibuat
dari bahan alam,
maupun bahan sintetis. Misalnya karya
keramik diberi
kemasan kotak kayu, aksesori batu diberi
wadah kotak dari
kardus, perhiasan perak diberi wadah
kotak
berlapiskan bludru, dan sebagainya.
LANGKAH-LANGKAH
MELAKUKAN WIRAUSAHA
Secara
umum langkah-langkah melakukan wirausaha adalah
sebagai berikut.
a. Tahap memulai
Tahap
di mana seseorang yang berniat untuk melakukan
usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan,
diawali dengan
melihat peluang usaha baru yang mungkin
apakah membuka
usaha baru, melakukan akuisisi, atau
melakukan ‘’franchising’’.
Tahap ini juga memilih jenis
usaha yang akan
dilakukan.
b. Tahap
melaksanakan usaha
Dalam
tahap ini, seorang wirausahawan mengelola berbagai
aspek yang
terkait dengan usahanya, mencakup aspekaspek:
pembiayaan,
sumber daya manusia, kepemilikan,
organisasi,
kepemimpinan yang meliputi bagaimana
mengambil risiko
dan mengambil keputusan, pemasaran,
dan melakukan
evaluasi.
c. Tahap
mempertahankan usaha
Tahap
di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah
dicapai
melakukan analisis perkembangan yang dicapai
untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
d. Tahap
mengembangkan usaha
Tahap
di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif
atau mengalami
perkembangan atau dapat bertahan, perluasan
usaha menjadi salah satu pilihan
yang mungkin diambil.
Terima kasih :) sangat bermanfaat membantu tugas KWU saya :D
ReplyDelete:d (h) (o)
ReplyDeleteTeriamakasih kerajinan bila ada mohon di upload.
ReplyDeleteTeriamakasih kerajinan bila ada mohon di upload.
ReplyDelete:-t
ReplyDeletetrimakasih infonya...
ReplyDeleteizin copas ya min... sukses selalu...
terimakasih atas post nya, cukup bermanfaat
ReplyDeleteTolong di persingkat...guru ku nyuruh nulis ini dalam 2 jam capek
ReplyDelete